Istilah Poka-Yoke sepertinya masih terdengar sangat asing bagi orang Indonesia. Itu karena poka-yoke memang saduran kata yang berasal dari bahasa asing yakni dari bahasa Jepang. Yokeru dalam bahasa jepang bermakna “menghindari” sedangkan poka sendiri berarti “kesalahan” ( yang diakibatkan oleh kelalaian dan atau ketidaksengajaan ). Konsep poka-yoke ini sendiri awal mulanya dikemukakan oleh seorang Insinyur yang berasal dari Matsushita Manufacturing yang merupakan bagian dari Toyota Production System yang bernama Shigeo Shingo. Poka-yoke semula bernama baka-yoke namun seiring ketidaksesuaian makna maka digantilah dengan istilah poka-yoke. Karena istilah boka-yoke sendiri bermakna “menghindari ketololan” dan dirasa tidak pantas untuk pakai penggunaan kata ini.
Definisi poka-yoke secara umum merupakan suatu manajemen mutu guna menghndari kesalahan akibat kalalaian dan cara memberikan batasan-batasan dalam pengoperasian suatu alat atau produk. Dalam penerapan konsep poka-yoke yang menjadi tujuan adalah demi tercapainya keadaan bebas – cacat (zero-defect). Poka-yoke sendiri lebih dipandang sebagai suatu konsep bukan suatu prosedur, karena penerapannya dimulai dari apa yang dipikirkan oleh karyawan untuk mencegah kesalahan atau kelalaian diarea kerja, dan bukan merupakan suatu langkah demi langkah setiap pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan.
Dalam penerpannya Shigeo Shingo memperkenalkan 3 jenis poka-yoke :
- Metode kontak, mengidentifikasi apakah ada kontak antara alat dan produk
- Metode Nilai – Tetap, mamastikan apakah sejumlah tertentu gerakan telah dilakukan.
- Metode Tahap-Gerak, memastikan apakah sejumlah langkah proses tertentu telah dilakukan.
Poka-yoke memiliki fungsi yang optimal saat ia mencegah terjadinya kesalahan, bukan pada penemuan adanya kesalahan. Oleh karena kesalahan operator biasanya terjadi akibat letih , ragu-ragu atau jenuh. Keberadaan dari konsep poka-yoke menjadi sangat berarti karena solusi mencegah terjadinya kelalaian sama sekali tidak memerlukan perhatian penuh dari pihak operator bahkan pada saat si operator dalam keadaan tidak fokus dengan apa yang sedang dia kerjakan.
Adapun tujuan dari penerpan konsep poka-yoke diantaranya :
- Jaminan mutu hingga satuan terkecil dalam sebuah unit produk
- Jaminan konsistensi pada proses , setup, changeover, serta urutan pekerjaan.
- Penjaminan dari cacat mutu terdeteksi dimana kejadian itu berlangsung ditempatnya.
- Cacat dan masalah mutu terlihat ‘visual dan transparant’
- Tempat kerja dirasa aman baik bagi pekerja maupun bagi produk
- Menghilangkan kemungkinan pengerjaan ulang
- Meminimalisir biaya produksi sehinga bisa dijual dengan harga yang kompetitif.